PILIH
VARIETAS YANG TEPAT
Musim
panen padi telah tiba, berarti sebentar lagi akan tiba waktunya untuk menyebar
benih kembali. Pemilihan varietas padi yang tepat sangat menentukan
keberhasilan panen padi anda. Pertama yang harus dilakukan adalah kenali
terlebih dahulu jenis lahan sawah anda, apakah lahan sawah tadah hujan, sawah
irigasi, lahan kering dan lahan rendaman. Setelah itu tentukan benih yang akan
digunakan. Ini harus menggunakan jenis varietas yang tepat agar lebih tepat
sasaran dan hasilnya dapat optimal. Benih Unggul
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman dan
perannya tidak dapat di gantikan oleh faktor lain, karena benih sebagai bahan
tanaman dan sebagai pembawa potensi genetik terutama untuk varietas-varietas
unggul. Keunggulan varietas dapat dinikmati oleh konsumen bila benih yang
ditanam bermutu. Ciri-ciri benih
bermutu adalah sebagai berikut:
1. Prosentase benih murni minimal 98 %,
2.
Prosentase kotoran benih maksimal 2 %,
3.
Prosentase benih tanaman/varietas lain
maksimal 0,2 %,
4.
Prosentase benih rerumputan maksimal 0,1
%,
5.
Prosentase daya tumbuh minimal 80 %,
6.
Kadar air maksimal 13 %
Cara memperoleh benih
bermutu yaitu:
1.
Pilihlah wadah benih yang berlabel dengan
keterangan sebagai berikut:
a. Benih bersertifikat atau tidak bersertifikat;
b. Nama dan alamat produsen benih;
c. Jenis tanaman/varietas;
d. Berat benih;
e. Prosentase benih murni;
f. Prosentasi benih tanaman/varietas lain;
g. Prosentasi kotoran benih;
h. Prosentasi benih rerumputan;
i. Prosentase daya tumbuh;
j. Tanggal selesai pengujian;
k. Tanggal akhir berlakunya label.
Khusus
untuk benih bersertifikat, pada labelnya terdapat tulisan dalam huruf besar “Benih Bersertifikat” yang diikuti nama
kelasnya.
- Pilihlah wadah yang masih utuh/tidak rusak.
Macam-macam warna label
benih:
a. Putih : adalah Benih Dasar (BD/FS)
b. Ungu : adalah Benih Pokok (BP/SS)
c. Biru : adalah Benih Sebar (BR/ES)
d. Merah Jambu : adalah Benih Pelabelan
Salah satu inovasi teknologi yang diandalkan dalam peningkatan
produktivitas padi adalah varietas unggul berdaya hasil tinggi. Varietas unggul
merupakan teknologi yang dominan peranannya dalam peningkatan produksi padi
dunia (Las, 2004). Menurut Hasanuddin (2005), sumbangan peningkatan
produktivitas varietas unggul baru terhadap produksi padi nasional cukup besar,
sekitar 56%. Bahkan menurut Fagi et al; (2001), kontribusi interaksi
antara air irigasi, varietas unggul baru, dan pemupukan terhadap laju kenaikan
produksi padi mencapai 75%.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman
Padi telah meluncurkan berbagai macam varietas unggul baru padi guna memberi
dukungan swasembada beras. Inpa (INBRIDA PADI) dan Hipa (HIBRIDA PADI)
merupakan Varietas Unggul Baru (VUB). Untuk INBRIDA Padi, dapat mewakilkan
ekosistem padi tersebut tumbuh. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan penulisan
nama yang menggunakan suku kata inpa. Sebagai contoh: INPARI = Inbrida Padi
Sawah Irigasi, INPARA = Inbrida Padi Rawa, dan INPAGO = Inbrida Padi Gogo. Pada
setiap jenis varietas unggul memiliki ciri yang berbeda. Ciri-ciri utama padi
varietas unggul adalah sebagai berikut: berbatang tegak dan besar, daun lebar
dan tegak, anakan sedang 10-12 tetapi produktif, malai panjang dan
produktivitas lebih tinggi 30-50% dibandingkan dengan varietas unggul
konvensional. Varietas unggul baru juga harus memiliki ketahanan terhadap
oganisme pengganggu tanaman seperti wereng, tungro, hawar daun bakteri dan
blast. Selain itu untuk mendapatkan hasil yang optimal, jenis varietas yang
ditanam harus sesuai dengan jenis lahannya, berikut rekomendasinya:
1. Wilayah lahan rawan banjir, benih yang bisa menjadi
pilihan meliputi Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Inpari 29, Inpari 30, Batanghari,
Banyuasin, Siak Raya dan Lambur.
2. Wilayah lahan rawan kekeringan, benih yang bisa menjadi pilihan
meliputi Inpara 10, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 38, Inpari 39, Inpari 40, Situbagendit,
Inpago 6, Inpago 7 dan Inpago 8.
3. Wilayah lahan rawan tungro, meliputi Inpari 5, Inpari 7 , Inpari
8, Inpari 9, Inpari 31, Inpari 37, Cakrabuana, Pamelen, Inpari Ir Nutri Zinc
dan Mantap.
4. Wilayah lahan rawan WBC, meliputi, Inpari 13, Inpari 18, Inpari
19, Konawe, Inpari 31, Inpari 33, Siliwangi, Cakrabuana, Pamera, Inpari 45 dan
Mantap
5. Wilayah lahan rawan blast, meliputi Inpari 11, Inpari 12, Inparii
13, Inpari 22, Batang Piaman, Batutegi, Inpari 31, Inpari 36, Inpari 37, Inpari
38, Inpari 39, Inpari 41, Inpari 43, Tarabas, Siliwangi, Pamelen, Pamera,
Paketih, Jeliteng dan Inpari Ir Nutri Zinc
6. Wilayah lahan rawan kresek, meliputi Inpari 1, Inpari 17,
Inpari 18, Inpari 31, Inpari 32 HDB, Inpari 43, Munawacita, Mustaban, Baroma,
Pamera, Paketih dan Jeliteng.
Varietas benih dengan potensi atau daya hasil
yang tinggi lebih dari 10 ton/Ha di
antaranya Inpari 1, Inpari 6, Inpari 36, Inpari 42, Mustaban, Siliwangi,
Padjajaran, Cakrabuana, Pamelen, Pamera dan dapat mencoba berbagai jenis
varietas Hibrida. Jika penggunaan varietas unggul dan teknik budidaya dilakukan
secara maksimal maka hasil yang akan diperoleh petani dapat optimal sehingga
kesejahteraan petani meningkat (Umi Barokah,S.P. penyuluh pertanian BPP Kec.
Pejagoan, Kab. Kebumen).
Komentar
Posting Komentar