Kementerian
Pertanian (Kementan) melalui program-program unggulannyanya terus mendorong
para petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitasnya. Ditengah kemajuan
arus komunikasi dan teknologi, kegiatan pertanian tidak hanya sebatas pada
kegiatan menanam dan juga panen.
Dengan memanfaatkan sebuah teknologi, sudah dapat dipastikan bahwa tingkat produktivitas yang dihasilkan akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertanian secara tradisional. Hal ini berkaitan dengan waktu dan juga hasil produksi. Selain itu, proses penanaman tanaman di lahan yang luas akan dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. Pola perawatan yang diterapkan juga efektif dan efisien. Tentu saja perawatan yang demikian akan memberikan hasil panen yang melimpah.
Melalui Climate Smart Agirculture
(CSA) Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP)
petani diharapkan mampu meningkatkan kapasitasnya (pengetahuan dan keterampilan) tentang pertanian cerdas iklim sehingga mampu meningkatkan produktifitas
pertanian.
Segenap insan pertanian juga
dituntut menjalin kemitraan memaksimalkan semua potensi yang ada pada bidang
pertanian. Salah satunya adalah melalui kegiatan Farmers Field Day (FFD)
atau Temu Lapang Petani yang tengah digencarkan oleh Badan Penyuluhan dan
Pengembagan SDM Pertanian melalui Program SIMURP.
FFD merupakan salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antar petani, peneliti, dan penyuluh untuk saling bertukar informasi. Khususnya tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan mendapatkan umpan balik dari petani mengenai masalah dan hambatan yang dihadapi dalam bertani. FFD dan panen di lokasi demplot CSA juga merupakan salah satu kegiatan dari SIMURP. Kegiatan ini dilakukan untuk menggali potensi, masalah, dan hambatan yang ditemui oleh para petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo mengatakan, pertanian cerdas iklim atau CSA SIMURP memiliki dampak yang
positif untuk pertanian. CSA SIMURP bisa meningkatkan produktivitas produksi
tanaman dan pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak
hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi
perubahan iklim. Termasuk bagaimana cara mengantisipasi dan menangani penyakit
tanaman. SIMURP juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” ujar
Mentan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin
Limpo (SYL) mengatakan, desa akan menjadi baik dan kuat apabila penyuluh
pertanian bisa memanfaatkan dan mengadaptasikan teknologi hasil-hasil
penelitian.
“Selain itu, pembangunan
pertanian perlu melibatkan peran penyuluh sampai di kecamatan. Karena Penyuluh
pertanian merupakan inti dari agent of change pembangunan pertanian.
Karena itu, jadilah penyuluh pertanian yang hebat, disayangi serta ditunggu
oleh semua masyarakat pertanian,” ujar Mentan lagi.
Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengungkapkan bahwa kegiatan CSA selain
meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, CSA juga mampu menurunkan
emis Gas Rumah Kaca (GRK). Menurut Dedi, dengan SIMURP diharapkan petani
penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian
dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien serta tanpa bergantung pada
kondisi iklim yang berubah.
“Tidak hanya menyasar masalah
teknis pembudidayaan tanaman pangan, hadirnya SIMURP juga diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP," tegas
Dedi dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7).
Hadir
dalam kesempatan ini Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Teguh
Yuliono, menyampaikan pentingnya pertanian organik. Bahwa
masyarakat dianjurkan untuk menggunakan pertanian organik, karena tanah sudah
semakin rusak.
“Bapak-bapak dan ibu- ibu tanah
kita sudah semakin rusak, sudah tidak seperti jaman orang tua kita dahulu, di
karenakan banyaknya pupuk kimia yang masuk, Sudah saatnya kita membenarkan tanah
kita dengan menggunakan pupuk organik”. ujar Kadistapang.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Adimulyo, Rosikah menyampaikan pentingnya peran CSA SIMURP dalam meningkatkan produktifitas pertanian.
“Hasil ubinan lahan demplot
teknologi CSA SIMURP, didapatkan taksiran produktifitas 7,12 ton/ha Gabah
Kering Panen. Sedangkan lahan non demplot didapatkan ahsil ubinan 6,4 ton/ha.
Hal ini menandakan bahwa teknologi CSA SIMURP mampu meningkatkan produktifitas
pertanian, sehingga kesejahteraan petani meningkat.”
Sedangkan ketua Gapoktan yang
sekaligus merangkap menjadi ketua poktan Sido Dadi Desa Kemujan, Suparno mengatakan bahwa program CSA
SIMURP sebaiknya berkelanjutan setiap tahunnya, sehingga bisa menjadi tempat
mendidik petani sekaligus praktek langsung di lapangan dengan harapan petani
makin bijaksana dan kesejahteraan petani meningkat.
Yudha Rian Aditya, S.T.P.
Penyuluh Pertanian BPP Kec. Adimulyo, Kab. Kebumen.
Komentar
Posting Komentar