Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021
  WASPADAI   PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) PADA TANAMAN PADI   Salah satu penyakit yang saat ini sedang menyerang tanaman padi di wilayah Kebumen adalah penyakit hawar daun bakteri atau orang biasa menyebutnya dengan penyakit kresek. Penyakit hawar daun bakteri merupakan salah satu penyakit utama padi   yang patut diwaspadai. Hal ini dikarenakan penyakit hawar daun bakteri dapat menyebabkan kehilangan hasil padi mencapai 20.6-35.8% pada musim hujan dan pada musim kemarau mencapai 17.5-28% ini berdasarkan penelitian Suparyono dan Sudir tahun 1992. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri  Xanthomonas oryzae  pv .(Xoo) . Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan tanaman dari mulai pesemaian hingga menjelang panen. Penyakit ini menginfeksi tanaman padi pada bagian daun dengan cara melukai daun atau melubangi daun hingga mengenai stomata sehingga merusak klorofil daun. Hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman dalam melakukan fotosintesis yang ap

Bupati Kebumen Serahkan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

  Bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kebumen Rabu, 3 Februari 2021 Bupati Kebumen KH. Yazid Mahfudz menyerahkan Surat Keputusan Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Sebanyak 169 orang menerima SK Pengangkatan PPPK yang terdiri dari 90 orang penyuluh pertanian, 66 orang tenaga pendidik/guru, dan 13 orang tenaga kesehatan. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kebumen H.Ahmad Ujang Sugiono,SH, Kepala BKPPD Kebumen Drs. Asep Nurdiana,M.Si, Kepala Inspektur Kebumen Dra.Hj.Dyah Woro Palupi dan Kepala Bappeda Kebumen Ir. Pudji Rahaju. Penyuluh Pertanian 90 orang yang menerima SK pengangkatan PPPK berasal dari Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Lingkup Kementerian Pertanian yang bekerja di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, yang terdiri dari 82 orang THL TBPP, 4 orang medik veteriner, dan 4 orang THL Perkebunan. Bupati Kebumen dalam sambutannya mengajak agar para Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di lingkungan pemerintah Kabu

PANGGUNG PENYULUHAN Siniar Penyuluh Pertanian Kebumen

  PANGGUNG PENYULUHAN Siniar Penyuluh Pertanian Kebumen   1. Panggung Penyuluhan merupakan inovasi metode penyuluhan di era digitalisasi penyuluhan pertanian.   2. Panggung Penyuluhan  mengangkat materi yang berisi tentang  penyuluhan pertanian dengan konsep wawancara langsung, narasumber berasal dari Penyuluh Pertanian atau Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di bidang pertanian.   3. Panggung Penyuluhan akan ditayangkan di media sosial Penyuluhan Pertanian Kebumen diantaranya YouTube dan Podcast setiap satu minggu sekali pada hari Jumat.   4. Panggung Penyuluhan merupakan kegiatan bersama tiga     organisasi profesi yaitu : a. Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (PERHIPTANI) DPD Kebumen b. Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (FK THL TBPP)     Kebumen c. Forum Komunikasi Tenaga Penyuluh Pertanian (FK TPP) Kebumen Catatan : Siniar atau yang dikenal sebagai podcast adalah serangkaian berkas media digital yang diterbitkan sewaktu

PANGGUNG PENYULUHAN di Era Pandemi Covid 19

  Penyuluhan Pertanian menurut UU RI No. 16 Tahun 2006 adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Indonesia sebagai negara agraris menjadi penting artinya bagi dunia penyuluhan, bagaimana tidak, sebagai negara besar yang berpenduduk lebih dari 270 Juta jiwa dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang subur makmur loh jinawi tentunya akan berbalik menjadi negara konsumtif jika tidak piawai mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian sebagai produsen pangan di negara kita. Tak ayal negara kita akan menjadi negara pengimport pangan terbesar jika kita tidak bisa merubah pengetahuan, sikap dan perilaku petani kita untuk lebih produktif dan adaptatif dengan pola